Top 5 Popular of The Week
-
[News] Bandung – Analyze Press. Kamis (1/5/2014) Hari Buruh Sedunia-May Day, tidak hanya disemarakkan oleh kaum buruh, tani, dan mahasi...
-
Judul : Koalisi Ormas Islam: Ideologi ISIS Bahayakan NKRI Source : http://www.republika.co.id/berita/nasional/umum/14/08/06/n9vq6s-koal...
-
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Permendikbud) No 49 Tahun 2014 membuat para mahasiswa baru harus was-was. Alasannya, dalam p...
-
[News] Bandung - Analyze Press. Sedikitnya puluhan pemuda yang mengatasnamakan diri mereka Lingkar Ganja Nusantara (LGN) melakukan aksi me...
-
"Demo biarkan saja, paling lama dua minggu setelah itu rakyat menikmati, rakyat itu sangat logis" . Inilah ungkapan yang dilontar...
CB Magazine »
Artikel
»
Intelejen dan Kasus Pembunuhan Munir
Intelejen dan Kasus Pembunuhan Munir
Posted by CB Magazine on Rabu, 17 September 2014 |
Artikel
Munir seorang pejuang HAM tewas akibat zat arsenik pada 7 september 2004 dalam penerbangan Garuda Indonesia dari Jakarta menuju Amsterdam untuk studi lanjut Hukum Kemanusiaan Di Universitas Utrecht Belanda. Tewasnya Munir disebabkan operasi Intelejen dengan Agennya Pollycarpus.
Tim Eksekutif Komite Aksi Solidaritas untuk Munir Choirul Anam menemukan beberapa fakta terkait rekam jejak dari sosok Pollycarpus.
Pertama, kapasitas Pollycarpus sebagai pilot yang dinilai meragukan, hal itu mengingat Pollycarpus tidak cukup berkemampuan menerbangkan pesawat seperti yang disyaratkan.
Kedua, sebagai pilot juga dikenal pernah mewawancarai sejumlah wartawan saat kerusuhan ditengok masa daerah operasi militer aceh.
Ketiga, Pollycarpus sering bertugas ke Timor Timur dan pernah menjadi narasumber lembaga Intelejen Australia terkait konflik Indonesia-Timor Timur.
Keempat, Pollycarpus merupakan agen spesial karena dalam penelusuran terbukti, dia memiliki senjata.
Kesimpulan sederhananya,
Pertama, seorang agen Intelejen dalam melakukan operasinya akan menyesuaikan karakter diri dan pekerjaannya sesuai dengan kondisi lokasi atau target operasinya. Jika operasinya akan dilakukan di pesawat maka dia akan menjadi pilot atau pramugara atau pramugari.
Kedua, untuk mendapatkan data dan informasi terkait lokasi dan target operasi intelijen, hal yang paling mudah dilakukan adalah berpura-pura menjadi wartawan. Disamping wartawan adalah pihak yang tidak bisa dihalang-halangi untuk mendapatkan informasi dengan alasan keterbukaan publik. Wartawan juga mampu menjadi pilihan yang selalu di butuhkan oleh orang lain untuk mendapatkan informasi.
Ketiga, untuk operasi yang masuk dalam skala besar mungkin tetap membutuhkan intervensi asing, hal itulah yang menyebabkan terkadang menjadi spesial dibanding operasi yang sifatnya berskala kecil.
Imaduddin Al Faruq
Muslim Analyze
Tim Eksekutif Komite Aksi Solidaritas untuk Munir Choirul Anam menemukan beberapa fakta terkait rekam jejak dari sosok Pollycarpus.
Pertama, kapasitas Pollycarpus sebagai pilot yang dinilai meragukan, hal itu mengingat Pollycarpus tidak cukup berkemampuan menerbangkan pesawat seperti yang disyaratkan.
Kedua, sebagai pilot juga dikenal pernah mewawancarai sejumlah wartawan saat kerusuhan ditengok masa daerah operasi militer aceh.
Ketiga, Pollycarpus sering bertugas ke Timor Timur dan pernah menjadi narasumber lembaga Intelejen Australia terkait konflik Indonesia-Timor Timur.
Keempat, Pollycarpus merupakan agen spesial karena dalam penelusuran terbukti, dia memiliki senjata.
Kesimpulan sederhananya,
Pertama, seorang agen Intelejen dalam melakukan operasinya akan menyesuaikan karakter diri dan pekerjaannya sesuai dengan kondisi lokasi atau target operasinya. Jika operasinya akan dilakukan di pesawat maka dia akan menjadi pilot atau pramugara atau pramugari.
Kedua, untuk mendapatkan data dan informasi terkait lokasi dan target operasi intelijen, hal yang paling mudah dilakukan adalah berpura-pura menjadi wartawan. Disamping wartawan adalah pihak yang tidak bisa dihalang-halangi untuk mendapatkan informasi dengan alasan keterbukaan publik. Wartawan juga mampu menjadi pilihan yang selalu di butuhkan oleh orang lain untuk mendapatkan informasi.
Ketiga, untuk operasi yang masuk dalam skala besar mungkin tetap membutuhkan intervensi asing, hal itulah yang menyebabkan terkadang menjadi spesial dibanding operasi yang sifatnya berskala kecil.
Imaduddin Al Faruq
Muslim Analyze
Tidak ada komentar: