Gelap di Negeri Penuh Listrik?

Direktur Jendral Kelistr
ikan Kementerian Enerfi Sumber Daya Mineral, Jarman menyatakan, selama 5 tahun terakhir, total pembangkit listrik yang dibangun oleh pemerintah dan PT Perusahan Listrik Negara (PLN) 4.000 megawaat (MW) dengan rata-rata pertumbuhan kebutuhan listrik 3,6 persen (144 megawatt) pertahun pada 2011-2035 dan permintaan energi bertambah 2,4 persen (96 megawaat) per tahun, oleh karenanya fasilitas pebangkit listrik harus di tambah.

Disisi lain Anggota Dewan Pembina Masyarakat Energi Terbarukan Indonesia, Jon Respati mengungkapkan potensi energi laut yang di miliki oleh Indonesia bisa menghasilkan 200.000 megawatt (MW), bahkan dia mengatakan jika energi laut ini di kembangkan Indonesia tidak membutuhkan energi Nuklir. Hal senada juga di ungkapkan oleh Peneliti dari Universitas Columbia, Dwi Susanto, beliau banyak meneliti di perairan Indonesia, dia melihat potensi-potensi itu berada di selat-selat sempit kepulauan wilayah timur Indonesia. Dia mengatakan potensi dari tenaga air (hidro), ada cadangan 75.000 Megawatt (MW). (kompas, 04/09/2014)

Besarnya potensi energi laut yang di miliki oleh indonesia harusnya bisa memenuhi kebutuhan listrik masyarakatnya. Faktanya hari ini masih banyak di beberapa daerah yang minim akan pasokan listrik, hingga harus ada pemadaman bergilir. Anggota Dewan Energi Nasional (DEN) Unsur Pemangku Kepentingan, Tumiran mengatakan rasio elektifikasi energi di Indonesia baru sekitar 67-70 persen, itu artinya 30 persen rakyat Indonesia balum punya listrik.

Berdasarkan catatan wartawan di sejumlah daerah, jutaan rakyat Indonesia masih belum menikmati buah kemerdekaan dalam bentuk cahaya listrik. Setiap malam, jutaan warga di pedesaan dan pedalaman, hidup dalam kegelapan, dan hanya mengandalkan cahaya bulan dan bintang. Di Jawa Barat misalnya. Sekira 26 persen wilayah ini, belum teraliri listrik. Seperti terlihat di Kampung Cijukung yang berada di tengah Waduk Cirata. Pemukiman warga di atas pulau ini, masih belum teraliri listrik. Sedang di Jawa Tengah, sekira 300 warga di Kabupaten Sleman, belum memasang listrik di rumahnya, karena mengalami kesulitan ekonomi. Bahkan, di Kecamatan Prambanan, ada sekira delapan dusun di dua desa yang belum teraliri listrik, yaitu Desa Gayamharjo dan Wukirsari. (sindonews.com 26/10/2013)

Disisi lain, harga listrik yang hampir di setiap 3 bulan sekali ada kenaikan, menambah penderitaan masyarakat untuk bisa menikmati hak mereka. Dari fakta dan data diatas memang, terlihat penguasan negeri ini tidak mempunyai political will yang berpihak pada masyarakat, dan terlihat sengaja untuk mengkerdilkan negeri ini agar terus hidup dalam ketergantungan pada asing.



Imaduddin Al Faruq

Muslim Analyze


Tidak ada komentar:

Write a Comment


Top