Top 5 Popular of The Week
-
[News] Bandung – Analyze Press. Kamis (1/5/2014) Hari Buruh Sedunia-May Day, tidak hanya disemarakkan oleh kaum buruh, tani, dan mahasi...
-
Judul : Koalisi Ormas Islam: Ideologi ISIS Bahayakan NKRI Source : http://www.republika.co.id/berita/nasional/umum/14/08/06/n9vq6s-koal...
-
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Permendikbud) No 49 Tahun 2014 membuat para mahasiswa baru harus was-was. Alasannya, dalam p...
-
[News] Bandung - Analyze Press. Sedikitnya puluhan pemuda yang mengatasnamakan diri mereka Lingkar Ganja Nusantara (LGN) melakukan aksi me...
-
"Demo biarkan saja, paling lama dua minggu setelah itu rakyat menikmati, rakyat itu sangat logis" . Inilah ungkapan yang dilontar...
CB Magazine »
Artikel
»
Pernyataan JK soal Demo, Penghinaan Terhadap Gerakan Mahasiswa
Pernyataan JK soal Demo, Penghinaan Terhadap Gerakan Mahasiswa
Posted by CB Magazine on Rabu, 17 September 2014 |
Artikel

Ada yang bilang, "jika politisi melempar pernyataan pasti selalu ada masuk yang tersirat di dalam pernyataannya itu". Memandang Jusuf Kalla sebagai seorang poltisi, pernyataan Jusuf kalla tersebut bisa kita lihat dalam beberapa hal:
Pertama, pernyataan JK tersebut menunjukkan posisi Jusuf kalla seperti diatas angin jika dia bersama dengan Jokowi akan mengambil kebijakan untuk menaikkan BBM, sehingga hal itu bukanlah masalah besar bagi dirinya dan bagi pemerintahannya bersama Jokowi nantinya. karena dari sisi pengalaman menaikkan harga BBM JK mengerti betul kondisional yang akan terjadi jika BBM ini akan di naikkan. hal itu bisa kita liat dari ungkapannya yang lain, JK mengatakan "Mengurangi subsidi itu mudah. Menaikkan (harga) BBM pada harga wajar tidak ada masalah, tahun 2005 kita naikkan dua kail, tidak ada demo," katanya seperti dilansir Tribunnews.
Kedua, pernyataan tersebut sebagai bentuk penghinaan terhadap gerakan mahasiswa yang paling getol menolak setiap kali pemerintah ini mengambil kebijakan BBM. Memang betul penolakan itu tidak hanya di lakukan oleh mahasiswa tetapi, mahasiswa adalah salah satu elemen masyarakat yang biasany pertama kali melakukan aksi menolak kebijakan yang bisa menyengsarakan rakyat.
Pernyataan JK sebenarnya tidak salah bahwa setiap ada kebijakan yang di tentang oleh mahasiswa, aksi penolakan itu pasti hanya akan menghitung hari atau paling lama memang seperti yang di ungkapkan oleh JK, hanya sampai 2 minggu. Fakta yang terjadi memang demikian, jika melihat rentetan sejarah rezim SBY menaikkan harga BBM tercatat ada 4 kali SBY menaikan harga BBM dan 1 kali menurunkan harga BMM. Kenaikan harga BBM pertama terjadi pada 1 Maret 2005, kemudian pada 1 Oktober 2005, pada 24 Mei 2008, dan terakhir 2013 kemarin.
Dari semua rentetan sejarah kenaikkan harga BBM ini, aksi penolakan yang dilakukan oleh mahasiswa hanya dilakukan sebelum keputusan untuk mengambil kebijakan tersebut diambil atau di terapkan oleh pemerintah, namun setelah kebijakan itu telah diterapkan, maka gerakan mahasiswa pun ikut bungkam dan terkesan pasrah menerima kebijakan tersebut. Faktor inilah yang membuat JK merasa 'diatas angin' untuk menaikkan harga BBM karena aksi penolakan itu pasti tidak akan berlangsung lama. Hal inilah yang 'dibaca' oleh JK, sehingga pernyataan JK diatas sebetulnya selaras dengan cerminan kondisi gerakan mahasiswa hari ini.
Gerakan Mahasiswa Perlu Evaluasi
Melakukan aksi demo hanyalah salah satu cara untuk mengekpresikan penolakan terhadap kebijakan pemerintah, yang jauh lebih penting yang harus dilakukan oleh mahasiswa adalah melakukan pencerdasan politik kepada rekan-rekan sesama mereka mahasiswa, tidak hanya itu mereka juga seharunya mencerdaskan masyarakat dan mengungkapkan kebohongan yang dilakukan oleh pemerintah hari ini yang mengambil kebijakan menyengsarakan masyarakat.
Hal itu penting karena mahasiswa hanya bagian terkecil dari masyarakat, jika mahasiswa bergerak bersama masyarakat dan mendampingi masyarakat dalam melakukan penolakan terhadap kebijakan pemerintah, maka penolakan itu akan semakin kuat. Masyarakatlah yang memilih pemimpin mereka, jika masyarakat cerdas akan politik maka mereka akan menghilangkan legitimasi para pemimpin yang mereka pilih. Selama ini, masyarakat di bodohi oleh pemimpin mereka karena disisi lain memang masyarakat tidak di cerdaskan akan politik.
Kalau pun seandainya pemerintah JK dan Jokowi menaikkan harga BBM nantinya, itu bukanlah masalah besar bagi kita, jika masyrakat itu telah cerdas dan melek politik. Karena pada saat yang sama masyarakat pasti akan mempertanyakan pemimpin mereka hari ini. Apakah mereka berpihak pada masyarakat atau tidak dan apakah pemerintahan itu layak untuk di pertahankan atau tidak? Jika pertanyaan itu sudah ada dalam benak masyarakat, maka rezim manakah yang akan sanggup bertahan jika masyarakat telah menghilangkan legitimasi mereka? Tidak ada satupun yang dapat bertahan!
Imaduddin Al Faruq
Muslim Analyze
Tidak ada komentar: