Muslim Analyze: Reformasi Gagal dan Memperburuk Keadaan Indonesia

Kembali mahasiswa memperingati 16 tahun menumbangkan rezim orde baru, bersamaan dengan runtuhnya rezim orde baru, lahirlah reformasi yang di gadang-gadang akan membawa Indonesia menjadi lebih baik dari sebelumnya. Dalam cita-cita reformasi ini Indonesia diharapkan mampu keluar dari krisis multidimensi yang ada dan menjadi sebuah negeri yang sejahtera, namun faktanya justru Indonesia tetap saja menyisakan sebagian besar rakyatnya hidup dalam kemiskinan bahkan muncul anggapan bahwa reformasi justru mengantarkan Indonesia semakin terpuruk. Apa yang membuat cita-cita reformasi ini gagal di raih? Apa peran mahasiswa selanjutnya untuk kebangkitan Indonesia kedepan?. Simak wawancara perwarta Analyze Imaduddin al-Faruq bersama Ipank Fatin Abdullah, Direktur Muslim Analyze Community. Berikut petikannya: 

Bisa anda ceritakan sedikit tentang sejarah reformasi?

Prelude dari era reformasi merupakan kelanjutan dari gonjang ganjing situasi politik Indonesia sejak awal tahun 1990, kemudian bereskalasi hingga puncaknya pada tahun 1998. Muncul gerakan perlawanan mahasiswa 1998 dipicu oleh krisis ekonomi yang melanda Indonesia, pasca jatuhnya nilai mata uang rupiah terhadap dollar AS, mulai terhitung pada tanggal 8 Juli 1997, lalu membawa dampak krisis ekonomi yang berskala nasional. Krisis ini juga merupakan bagian dari Krisis finansial Asia yang menyebabkan ekonomi Indonesia melemah dan membuat ketidakpuasan masyarakat semakin besar terhadap pemerintahan pimpinan Soeharto saat itu.

Ditambah dengan mencuatnya isu KKN di kalangan pemerintahan Soeharto dan Kroninya. Hal ini memicu demonstrasi besar-besaran yang dilakukan berbagai organ aksi mahasiswa di berbagai wilayah Indonesia. Pemerintahan Soeharto semakin disorot setelah Tragedi Trisakti pada 12 Mei 1998 yang mengakibatkan tewasnya beberapa mahasiswa, kemudian memicu Kerusuhan Mei 1998 sehari setelahnya. Gerakan mahasiswa pun meluas hampir diseluruh Indonesia. Mahasiswa dan Masyarakat satu Suara untuk mengatakan TIDAK pada Soeharto. Di bawah tekanan yang besar dari dalam maupun luarnegeri, akhirnya pada 21 Mei 1998 Soeharto memilih untuk mengundurkan diri dari jabatannya. Era Pasca Soeharto itulah yang kemudian disebut sebagai Era Reformasi.

Apa yang menjadi cita-cita mahasiswa pada saat itu?

Dari gejolak politik yang terjadi di masa itu, Gerakan mahasiswa tentu mengharapkan adanya perbaikan bagi keadaan Politik dan Ekonomi Indonesia yang sedang carut-marut. Mereka melihat kekuasaan korup dan diktator Orde baru merupakan pihak yang paling bertanggungjawab atas hal tersebut. Olehnya itu, mahasiswa mencita-citakan pemerintahan yang bebas KKN, penegakkan hukum yang adil, pencabutan Dwifungsi ABRI dan kebebasan berpolitik seluas-luasnya bagi masyarakat.

Jika dibandingkan dengan sekarang apakah cita-cita itu telah tercapai?

Gerakan mahasiswa 1998, memang mampu menjatuhkan rezim Soeharto, namun tidak terjadi perubahan yang signifikan. Bahkan sebaliknya, keadaan makin runyam. KKN yang terus merebak di semua level dan terjadi secara terang-terangan, penegakan hukum yang lemah dan tidak adil, sistem ketatanegaraan yang carut marut, ekonomi yang makin liberal dan memiskinkan, sistem pendidikan yang tidak mampu melahirkan generasi cemerlang, justru membuat peserta didik stres, masalah keamanan, distintegrasi, dan masih banyak lagi. Artinya apa yang dicita-citakan oleh reformasi gagal bahkan makin membuat buruk keadaan. 

Apa yang membuat perjuangan reformasi gagal ?

Terlepas dari berbagai macam perspektif tentang sejarah pergerakan 1998, gerakan mahasiswa saat itu mengusung perlawanan terhadap pemerintahan Soeharto yang disebut gagal dan mengekang kebebasan berpolitik. Momentum krisis ekonomi dan isu KKN menjadi pukulan bagi gerakan mahasiswa untuk menyuarakan penolakan terhadap kepemimpinan Soeharto. Sayangnya semangat perlawanan terhadap Soeharto tersebut, tidak disiapkan dengan baik. Gerakan mahasiswa tidak menyiapkan road map perjuangan dan grand design Indonesia bangkit pasca Soeharto. Perlawanan saat itu, hanya fokus memukul rezim tanpa melakukan pergantian atas sistem dan Ideologi yang berlaku. Hingga akhirnya di era reformasi, mereka justru menjelma menjadi pengkhinat-pengkhinat baru.

Apa yang anda lihat dari perbedaan pergerakan mahasiswa dulu dan saat ini?

Memang disbanding dengan keadaan mahasiswa saa tini, mahasiswa di zaman itu lebih kritis dan politis. Berbeda dengan mahasiswa hari ini yang terbuai dengan kehidupan hedon dan permisif. Budaya konsumeris yang dibuat oleh system mematikan asa perjuangan mereka. Suara lantang mahasiswa makin mengecil. Pragmatis dan opportunistic gerakan pun menghiasi pergerakan mereka. Mayoritas mahasiswa hari ini dicetak menjadi robot dan badut industry di era Demokrasi Kapitalisme Liberal saat ini.

Apa yang ada tawarkan untuk kebangkitan mahasiswa dan Indonesia kedepan?

Jalan menuju kebangkitan memerlukan pemikiran mendasar yang paripurna. Demokrasi yang disuarakan justru membuktikan kegagalannya, sebab ia masih dalam frame ide Sekuler Kapitalisme. Sosialisme yang katanya menawarkan kesejahteraan dari penindasan Kapitalisme, nyatanya menindas manusia secara fitrawi, menipu masyarakat untuk menerimanya dengan cara mendramatisir kebutuhan perut dan menarik orang-orang yang lapar dan sengsara.

Islam sebagai sebuah pemikiran mendasar yang paripurna, memiliki kelengkapan konsep akan system kehidupan, aturan-aturannya pun bukan merupakan legislasi akal-akalan lemah manusia. Ideologi Islam telah terbukti mampu menaungi 2/3 belahan dunia dalam keadilan dan kebaikan. Inilah yang akan membangkitkan mahasiswa dan negeri muslim Indonesia kedepannya. Untuk itu ambil dan perjuanganlah penegakkan Ideologi Islam!

Bisa anda gambarkan bagaimana mahasiswa muslim mengemban ideologi islam untuk kebangkitan Indonesia kedepan?

Mahasiswa sebagai kelompok massa yang memiliki daya kritis dan intelektual punya strategisitas untuk memperjuangkan Kebangkitan umat dan membawa negeri ini menjadi adidaya. Ideologi Islam memiliki potensi dan merupakan kekuatan untuk Kebangkitan tersebut.

Maka, peran mahasiswa muslim menjadi penting untuk mengemban Ideologi Islam menuju Kebangkitan. Pertama, harus dengan Jalan membina dan mengkader agar terjadi internalisasi ideologi Islam, dari sini akan terbentuk individu-individu muslim yang ideologis; memiliki kepribadian Islam dimana pemikiran dan perilakunya senantiasa disandarkan pada Islam. Kemudian melakukan aktivitas edukasi masyarakat dan penetrasi ideologi, yakni penyadaran masyarakat dengan berbagai latar belakang mereka agar turut memikul kewajiban ini, sehingga menjadikan urusan ini sebagai masalah utama dalam hidupnya, agar dapat diterapkan dalam kehidupan bernegara dan bermasyarakat. Pergerakan mahasiswa pun harus membahu dengan masyarakat yang sadar tersebut, untuk mendesain suasana agar pemilik kekuatan dari kalangan militer dan orang-orang yang berpengaruh memberikan dukungan dan pertolongan untuk tegaknya peradaban Islam. Selanjutnya, adalah implementasi Ideologi, yaitu tahap transformasi sistem kenegaraan dengan menerapkan Islam secara utuh dengan diangkatnya seorang pemimpin umum kaum muslim yakni khalifah!.


Tidak ada komentar:

Write a Comment


Top