Top 5 Popular of The Week
-
[News] Bandung – Analyze Press. Kamis (1/5/2014) Hari Buruh Sedunia-May Day, tidak hanya disemarakkan oleh kaum buruh, tani, dan mahasi...
-
Judul : Koalisi Ormas Islam: Ideologi ISIS Bahayakan NKRI Source : http://www.republika.co.id/berita/nasional/umum/14/08/06/n9vq6s-koal...
-
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Permendikbud) No 49 Tahun 2014 membuat para mahasiswa baru harus was-was. Alasannya, dalam p...
-
[News] Bandung - Analyze Press. Sedikitnya puluhan pemuda yang mengatasnamakan diri mereka Lingkar Ganja Nusantara (LGN) melakukan aksi me...
-
"Demo biarkan saja, paling lama dua minggu setelah itu rakyat menikmati, rakyat itu sangat logis" . Inilah ungkapan yang dilontar...
CB Magazine »
Berita
,
Dunia Kampus
»
Papua Lebih Mudah Dijajah Jika Lepas Dari Indonesia
Papua Lebih Mudah Dijajah Jika Lepas Dari Indonesia
Posted by CB Magazine on Jumat, 02 Mei 2014 |
Berita,
Dunia Kampus
[News] Bandung – Analyze Press. Pernyataan Sikap Aliansi Mahasiswa Papua (AMP) untuk menuntut hak menentukan nasib sendiri bagi rakyat papua sebagai solusi yang terbaik bagi papua, dipandang berbeda oleh Ketua Gerakan Mahasiswa Pembebasan Kota Bandung Firman Alimuddin. Firman justru memandang jika papua lepas dari Indonesia akan lebih mudah di jajah oleh Negara-negara Imperialisme.
“Apabila tuntutan penolakan rakyat papua pada umumnya adalah perlawanan terhadap imperialisme maka seharusnya AMP tidak menuntut pelepasan diri dari Indonesia, sebab sesungguhnya memisahkan diri dari Indonesia juga tidak akan memberikan kedaulatan papua, malah justru papua akan lebih mudah di kuasai oleh Negara-negara Imperialisme” ungkapnya ke pewarta Analyze Jumat (02/05)
Penolakan AMP terhadap imprealisme, lanjut Firman memang salah satu langkah yang benar, sebab Imperialisme saat ini lahir dari negera-negara yang menganut paham Ideologi kapitalisme, “Seruan AMP untuk menutup dan menghentikan aktivitas eksploitasi perusahaan asing di Papua seperti Freeport dan lainnya adalah langkah yang benar. Karena perusahan-perusaahan penjajah ini berasal dari negera-negara yang menganut paham Ideologi Kapitalisme seperti Amerika, termasuk didalamnya juga Australia dan Inggris yang mendukung gerakan Free west Papua ini” jelasnya
Jadi seharunya perlawanan AMP diarahkan untuk melawan paham Ideologi kapitalisme yang menjadikan Negara-negara Imperialis ini menjajah papua, bukan malah memisahkan diri dari Indonesia, “Karena itu kami mengajak AMP dan gerakan mahasiswa lainnya menjadikan Ideologi Kapitalisme sebagai common enemy (musuh bersama), dan jangan mau di pisahkan dengan wilayah-wilayah Indonesia lain”. Jelasnya.
Lebih lanjut Firman mencermati adanya keinginan sebagian rakyat papua untuk lepas dari Indonesia semata mata muncul karena tidak adanya kesejahteraan yang merata bagi masyarakat papua itu sendiri semenjak Papua bergabung ke Indonesia, “Ini semua diakibatkan penguasa negeri yang menganut Ideologi kapitalisme ini telah berkhianat dengan menjual kekayaan negeri ini kepada ssing termasuk salah satunya adalah gunung emas yang ada di papua” paparnya.
Oleh karena itu menurut Firman kesejahteraan memang tidak akan tercapai dengan sistem dan Ideologi Kapitalisme yang dianut oleh Indonesia, “Indonesia dan papua harus mencari alternative lain, karena itu gema pembebasan menawarkan Ideologi islam untuk mengatur negeri ini dan papua tentunya. Hanya dengan islamlah kesejahteraan itu akan didapatkan oleh rakyat Indonesia termasuk didalamnya rakyat papua” jelasnya.
Sebelumnya, Aliansi Mahasiswa Papua melakukan aksi untuk menutut hak menentukan nasib sendiri bagi rakyat papua, kamis (01/05) di depan gedung sate bandung. [al]
Tidak ada komentar: